Apple vs Google

No Comments
Akan selalu kita jumpai produk yang saling beriringan didunia bisnis yang berhubungan erat dengan perangkat mobile antara Google dan Apple adalah dua perusahaan raksasa yang merajai lini bisnis perangkat mobile. Keduanya memiliki beberapa jenis produk yang sama: iOS dengan Android, Apple AppStore dengan Google Play Store, Apple Maps dan Google Maps, serta masih banyak lagi.

Benarkah mereka benar-benar bersaing?

Jurnalis senior Business Insider, Matt Rosoff, mengajak kita untuk memahami kembali tujuan masing-masing kedua perusahaan ini didirikan. Untuk mencarinya, Anda tak perlu repot. Misi masing-masing perusahaan dijabarkan di situs resmi mereka dan diterjemahkan sebagai berikut oleh Rosoff:


Apple adalah perusahaan hardware yang berfokus pada desain, performa, dan inovasi. Tujuannya adalah menjual sebanyak mungkin perangkat kelas premium dengan harga yang sesuai (ada kualitas, ada harga).

Hardware adalah segala-galanya bagi Apple, mereka membuat software pun dengan pertimbangan keindahan dan kesan premium. Jadi Apple lebih fokus pada segi penjualan perangkat keras /hardware yang meliputi segala aspek bentuk atau desainnya yang unik. Itulah Apple yang fokus pada keunggulan produk dari segi kualitas.


Tujuan Google adalah menguasai dan mengatur informasi, yang artinya mereka sangat berorientasi pada pengumpulan data pengguna. Data ini akan dijadikan dasar bagi Google untuk menciptakan produk, baik itu berupa layanan maupun hardware.

Google akan sibuk mengumpulkan data. Mereka tak sepenuhnya berjualan produk, mereka akan bersungguh-sungguh menjalankan banyak kampanye berdasarkan data yang diraih dan demi meraih data yang lebih banyak lagi. Darisini, Google sendiri lebih mementingkan sumber informasi, karena dari sumber informasi itulah google bisa menciptakan sebuah produk berupa jasa atau layanan maupun juga produk hardwarenya juga. Sehingga dari berbagai macam sumber informasi yang Google peroleh, ia bisa memanipulasi produk yang dibutuhkan banyak orang di masa mendatang.

Dari penjabaran di atas, menurut Rosoff, tujuan kedua perusahaan sama sekali kontras. Apple bersikap layaknya sebuah toko barang eksklusif yang produknya ingin dihargai mahal karena kualitasnya yang bagus, performa dan yang paling penting, kesan prestige bagi para penggunanya.

Sementara Google, seluruh produknya diciptakan berdasarkan data yang mereka peroleh dengan tujuan meraih lebih banyak data lagi. Maka tak heran jika Android diadopsi banyak perangkat dan menjangkau banyak pengguna. Itu karena google berhasil menebak salah satu kebutuhan massal para usernya.

Apple sendiri tidak butuh jangkauan yang dimiliki Google. Karena selama mereka masih bisa menjual produk berkualitas dengan harga yang menguntungkan, mereka akan baik-baik saja. Inilah perbedaannya. Keduanya memiliki prinsip tersendiri yang begitu kuat menempel pada produknya masing-masing.

Sedangkan Google, mereka tidak akan menjual sebuah produk yang mahal, karena memang tidak butuh itu. Sebab, Google mengeruk keuntungan lewat pundi-pundi data yang mereka miliki. Dengan data yang melimpah, Google bisa memanfaatkannya untuk menghasilkan produk yang makin relevan dengan kebutuhan pengguna.

Jadi, Rosoff menyimpulkan bahwa Google dan Apple sebenarnya tidak pernah benar-benar bersaing. Mereka hanya bermain di lini bisnis yang sama dengan cara mendapatkan keuntungan yang benar-benar berbeda. Google mengumpulkannya dengan cara mengambil keuntungan yang sedikit namun berkali-kali dan tidak begitu mengutamakan kualitas. Sedangkan Apple sangaat antusias dengan kualitas pada produknya sehingga Apple bisa mendulang keuntungan yang besar.